Selasa, 24 Mei 2016

HIV (Human Immunodeficiency Virus)

APA ITU HIV ?
  • Human = manusia, virus ini cuma menyebar dan bekerja pada tubuh manusia
  • Immunodeficiency - immune = sistem kekebalan, deficiency = kekurangan/penurunan. HIV tubuh dengan menghancurkan sel-sel penting yang bertugas melawan penyakit. Tubuh yang kekurangan sistem kekebalan tidak dapat terlindung dari penyakit.
  • Virus = virus bereproduksi dengan cara mengambil alih sel tubuh yang diinfeksinya
Pada dasarnya HIV tidak jauh berbeda dengan virus lainnya, termasuk virua influenza atau virus campak, polio, dll. Namun perbedaannya adalah seiring dengan berjalannya waktu, sistem kekebalan yang ada di dalam tubuhakan mampu mengusir semua virus tersebut.
Jadi, HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh & melemahkan sistem kekebalan yang jika terus memburuk akan membawa pengidap HIV pada kondisi AIDS yakni kondisi hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua jenis infeksi dapat masuk dan akhirnya mengakibatkan KEMATIAN.

Pada HIV - sistem kekebalan manusia tidak bisa membebaskan diri dari HIV. Kenapa sistem kekebalan kita bisa kalah dari HIV??? Karena yang diserang HIV justru adalah sel kekebalan tubuh manusia.

" HIV bukan penyebab kematian pada pengidap HIV. Virus tersebut menghancurkan kekebalan tubuh manusia sehingga rentan terhadap infeksi bakteri dan virus penyakit yang tidak dapat dilawan oleh tubuh tanpa sistem kekebalan yang normal dan akhirnya mengakibatkan kematian."
Semakin lama HIV berada dalam tubuh, semakin banyak tubuh kehilangan daya tahannya, sampai tubuh menjadi sangat lemah dan mudah diserang segala penyakit. Kondisi kritis ini disebut AIDS.

BAGAIMANA CARA KERJA HIV DI DALAM TUBUH MANUSIA?

Tubuh manusia mempunyai sistem kekebalan yang sering kita sebut sebagai sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh kita ini memiliki 2 sel utama yang mempunyai tugas yang berbeda ; yang sat yaitu sel CD4 positif bertugas sebagai sel yang mengenali dan memberi informasi jika ada benda atau sel asing yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan yang lainnya yang bertugas untuk menyerang dan melumpuhkan sel asing tersebut setelah menerima informasi dari sel CD4 positif. Sedangkan HIV adalah virus yang secara khusus menjadikan sel CD4 positif sebagai target dari serangannya.

PROSES HIV MELUMPUHKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA :
    1. HIV masuk ke tubuh dan mencari sel-sel CD4 positif, kemudian virus ini masuk ke sel CD4 positif, melumpuhkan dan menguasainya dengan cara memperbanyak dirinya di dalam sel CD4 positif ini.
    2. Kemudian sel-sel HIV yang baru yang telah menjadi banyak ini keluar dan mencari sel-sel CD4 positif lainnya dan mengulangi proses yang sama.
    3. Sel-sel penyerang datang dan menghancurkan sel CD4 positif yang telah terinveksi HIV, namun sel-sel HIV yang baru telah menjadi banyak dengan cepat mencari sel-sel CD4 positif dan memperbanyak diri lagi di dalamnya.
    4.  Setelah meleati beberapa waktu semakin banyak tubuh kehilangan sel-sel CD4 positif dan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, karena tugas sel-sel CD4 positif adalah mengenali sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh dan mengirim informasi agar tubuh membentuk dan mengirim sel-sel penyerang untuk melumpuhkan sel asing tersebut, maka dengan sangat berkurangnya sel-sel CD4 positif dalam tubuh, tubuh tidak menerima informasi yang cukup untuk dapat membentuk sel-sel penyerang yang dibutuhkan.
    5. Dalam keadaan seperti inilah berbagai jenis penyakit dapat masuk ke tubuh tanpa dapat dikenali dan dilawan, sehingga akhirnya membawa kematian.

Sabtu, 09 Januari 2016

MANAJEMEN STRESS DI TEMPAT KERJA


Pengertian
     Menurut  Manuaba (1988) memberikan definisi tentang stress sebagai berikut “stress adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari menurunnya kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit:.

Secara konsep stress dapat didefinisikan menurut variable kajian berikut ini :
  1.  Stress sebagai situmulus. Stress sebagai variable bebas (independent variable) menitik beratkan pada lingkungan sekitarnya sebagai stressor.
  2. Stress sebagai respon. Stress sebagai variable tergantung (dependent variable) memfokuskan pada reaksi tubuh terhadap stressor.  
  3. Stress sebagai interaksi antara individu dan lingkungannya. Stress disini merupakan suatu proses penghubung antara stressor dan strain dengan reaksi stress yang berbeda pada stressor yang sama.
Faktor Penyebab Terjadinya Stress
     Menurut Patton(1998) bahwa perbedaan reaksi antara individu tersebut sering disebabkan karena faktor-faktor psikologis dan sosial yang dapat merubah dampak stressor bagi individu. Faktor-faktor tersebut antara lain :
  1.  Kondisi individu, seperti : umur, jenis kelamin, temperamental, genetic, intelegensia, pendidikan, kebudayaan, dll.
  2. Ciri kepribadian, seperti : introvert atau ekstrovert, tingkat emosional, kepasrahan, kepercayaan diri, dll
  3. Sosial-kognitif, seperti : dukungan sosial, hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya
  4. Strategi untuk menghadapi setiap stress yang muncul.
Cartwaright, et. al. (1995) mencoba memilah-milah penyebab stress akibat kerja menjadi 6 kelompok penyebab yaitu :
  1. Faktor intrinsik pekerjaan
  2. Faktor peran individu dalam organisasi kerja
  3. Faktor hubungan kerja
  4. Faktor pengembangan karir
  5. Faktor struktur organisasi dan suasana kerja
  6. Faktor dari luar pekerjaan.
Pengaruh Stress
     Pengaruh stress di tempat kerja menurut Cartwright et. al. (1995) dikutip dari Cooper dan Marrshall (1978) dan Levi (1991) bahwa reaksi stress atau strain di kelompokkan menjadi dua yaitu pengaruhnya kepada individu dan organisasi kerja. 
     1.   Pengaruhnya terhadap individu seseorang. 
          a.       Reaksi emosional
          b.      Reaksi perubahan kebiasaan dan mental
     2.  Pengaruhnya terhadap organisasi
          Pengaruhnya dapat berupa tingginya angka tidak masuk kerja, turnover, hubungan kerja menjadi  tegang dan rendahnya kualitas pekerjaan sehingga dapat mengganggu performansi kerja dan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan akan menurunkan produktivitas kerja. Stress akibat kerja yang menyebabkan menurunnya produktivitas kerja, antara lain melalui :
-          Performansi pekerjaan yang rendah
-          Meningkatnya angka absensi
-          Menurunnya moral kerja
-          Meningkatnya turnover pekerja yang dapat menyebakan kehilangan banyak waktu kerja


Pencegahan dan Pengendalian Stress di Tempat Kerja
     Sauter, et. al. (1990) dikutip dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) memberikan rekomendasi tentang bagaimana cara untuk mengurangi atau meminimalkan stress akibat kerja sebagai berikut :
  1.   Beban kerja baik fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan adanya beban berlebih maupun yang terlalu ringan.
  2. Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung jawab di luar pekerjaan. 
  3.  Setiap pekerja harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan karier, mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian
  4. Membentuk lingkungan sosial yang sehat, hubungan antara tenaga kerja yang satu dengan yang lain, hubungan antara tenaga kerja-supervisor yang baik dan sehat dlaam organisasi akan membuat situasi yang nyaman.
  5. Tugas-tugas pekerjaan harus didesain utnuk dapat menyediakan stimulasi dan kesempatan agar pekerja dapat menggunakan keterampilannya. Rotasi tugas dapar dilakukan untuk meningktakan karier dan pengembangan usaha, dll.
Source : Ergonomi Industri - Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja,
Tarwaka, PGDip.Sc.,M.Erg., 2010.